♣️ Hadits Rasulullah Merindukan Saudaranya
Telahmenceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu'bah dari Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Dan dari Husain Al Mu'alim berkata, telah menceritakan kepada kami Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri".
. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِKita tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga tidak pernah berjumpa dengan kita, sebagai orang yang beriman kepada Rasulullah kita sangat rindu untuk berjumpa dengan beliau dan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga rindu berjumpa dengan ummatnya yang datang kedatangan Dr. Zakir Naik ke Makassar membuat kita rindu untuk berjumpa bertemu langsung dengannya, lalu bagaimanakah kerinduan kita untuk berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu alaihi seorang salaf pernah ditanya”Coba sebutkan kepadaku kenikmatan surga yang paling tinggi“, beliau kemudian menyebutkan”Didalam surga ada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam”.Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah menyatakan rindunya untuk berjumpa dengan ummatnya, beliau menyatakan tersebut didepan sahabatnya, pernah suatu ketika beliau mengantar salah satu jenassah sahabat, setelah di kubur beliau mengatakan mintalah prtolongan kepada Allah dari azab kubur, mintalah prtolongan kepada Allah dari azab kubur, mintalah prtolongan kepada Allah dari azab Shallallahu alaihi wasallam kemudian mengatakan“Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku saudara-saudaraku. Sahabat Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata“Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?”Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berkata“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku, Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.” HR. MuslimDan bahkan orang yang datang belakangan yang tidak berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mendapatkan pahala yang berlipat ganda disisi Allah Subhanahu wata’ala sebanyak 50 kali lipat karena mereka beriman kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam padahal mereka belum pernah berjumpa dengan beliau, adapun para sahabat keutuamaannya merupakan pilihan Allah Subhanahu wata’ perkataan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu”Barangsiapa yang ingin mengambil contoh dan teladan dalam hidupnya hendaknya ia menjadikan orang yang meninggal dari kalangan orang – orang sholeh sebagai contoh baginya, karena orang yang masih hidup tidak aman baginya dari fitnah, mereka adalah sahabat – sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang paling dalam ilmunya, yang paling suci hatinya, yang paling sedikit takallufnya memberat –beratkan diri serta membuat – buat perkara yang baru dalam agama yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah, mereka dipilih oleh Allah Subhanahu wata’ala untuk menemani Nabinya maka ketahuilah keutamaan mereka”.Akan tetapi ummatnya yang datang belakangan pun mendapatkan keutamaan khusus, para sahabat melihat bagaimana Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam kemudian melihat mujizatnya Nabi Shallallahu alaihi wasallam adapun kita sebagai ummatnya yang datang belakangan membenarkan apa yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam yaitu Al-Qur’an yang merupakan mujizat yang kekal yang dijaga oleh Allah Subhanahu wata’ala sampai hari sahabat Rasulullah kemudian berfikir jika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ingin berjumpa dengan ummatnya bagaimana ia mengenalinya, akhirnya sahabat bertanya”Bagaimana anda mengenali mereka nanti dihari kiamat ya Rasulullah.?”, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabdaأَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ“Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang memiliki kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lainnya yang berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya?”Para sahabat menjawab “Tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya“. Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan bersabdaفَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنَ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ“Sejatinya ummatku pada hari kiamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia“.Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Qur’anيَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَPada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya kepada mereka dikatakan “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. QS. Ali Imran 106.Siapakah yang diputihkan wajahnya oleh Allah Subhanahu wata’ala mereka itulah para pengikut Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang merupakan kabar gembira bagi yang menjaga sholatnya dengan baik, yang menjaga thaharahnya dmana kunci sholat itu adalah bersuci begitupun dengn bekas sujud dalam sholat, kelak akan bercahaya sehingga Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengenali ummatnya pada hari kiamat dimana seluruh manusia dikumpulkan.
[ Ustadz Adi Hidayat menyampaikan kabar gembira yang disampaikan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم. Ustadz Adi menyampaikan hadits Nabi Suatu ketika beliau duduk bersama para sahabat, beliau berkata "Saya sekarang sedang merindukan saudara-saudara saya." Para sahabat bertanya "Ya Rasulullah, bukankah kami saudara-saudaramu?" Kata Nabi "Kalian itu bukan saudara-saudaraku, kalian adalah sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku adalah mereka yang tidak pernah melihatku, tapi mereka beriman kepadaku." Merekalah yang dirindukan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم. [Video] Begitu Cintanya Nabi Muhammad SAW terhadap Ummat Nya. ~Masih ada juga yg tidak mau merindukan Rasulullah? ~Masih ada juga yg berani membandingkan Rasulullah dgn Manusia biasa? Shollu Alan Nabi Muhammad.. Allahumma shalli Wasallim Wabarik alaih.. 😭 — 🇮🇩MT🔝🆔🇵🇸 MT_Reborn November 18, 2019
Iklan HADIS TENTANG SESEORANG BERSAMA ORANG YANG DICINTAI 1. Hadis tersebut adalah hadis sahih Riwayat Bukhari 6169 dan Muslim 2640 dari Ibnu Masud Nabi SAW bersabda جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ تَقُولُ فِي رَجُلٍ أَحَبَّ قَوْمًا وَلَمْ يَلْحَقْ بِهِمْ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ Dari Ibnu Mas’ud ia berkata “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah lalu berkata “Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Rasul mengenai seorang yang mencintai sesuatu kaum, tetapi tidak pernah menemui kaum itu?” Rasulullah bersabda “Seorang itu berserta orang yang dicintainya.” Dalam hadis riwayat Anas, Nabi bersabda أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ Ertinya “Engkau bersama orang atau golongan yang engkau cintai.” Dalam sebuah hadis sahih menurut Al-Mundziri riwayat Tabrani dari Ali, Nabi bersabda وَلَا يُحِبُّ رَجُلٌ قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ Ertinya “Seseorang tidak akan mencintai suatu kaum kecuali akan dikumpulkan bersama mereka.” MENCINTAI ADA TIGA JENIS Mencintai seseorang, golongan atau kelompok tertentu dapat dibahagikan kepada tiga jenis MENCINTAI KERANA AGAMA Pertama, cinta ideologi dan keyakinan agama. Yakni, mencintai atau menyukai seseorang atau kelompok tertentu kerana faktor ideologi dan keyakinan. Misalnya, mencintai ulama kerana kesolehan dan ketaatannya pada ajaran agama. Atau, cinta pada Karl Marx menyukai ideologi atheis-nya. Maka, cinta seperti ini dapat membawanya berkumpul dengan orang yang dicintainya kelak di akhirat. Yang cinta Rasul dan ulama akan bersama Rasul dan para ulama di syurga. Sedang yang cinta Karl Marx akan bersamanya kelak di neraka. Dalam konteks inilah ada penjelasan Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari, hlm. 10/555 قَوْلُهُ إِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ أَيْ مُلْحَقٌ بِهِمْ حَتَّى تَكُونَ مِنْ زُمْرَتِهِمْ وبهذا يندفعُ إيراد أنَّ منازلهم متفاوتةٌ، فكيف تصحُّ المعيةُ؟! فيُقالُ إنَّ المعيةَ تحصلُ بمجرد الاجتماع في شيءٍ ما، ولا تلزمُ في جميع الأشياء، فإذا اتَّفقَ أنَّ الجميعَ دخلوا الجنةَ صدَقَتِ المعيةُ، وإنْ تفاوتَتِ الدرجاتُ Ertinya Kalimat “Engkau bersama orang yang kamu cintai” maksudnya dipertemukan dengan mereka sehingga kamu menjadi golongan mereka. Ibnu Battal dalam Syarah Sahih Al-Bukhari, hlm. 9/333, menyatakan sebagai penjelasan maksud hadis di atas بيان هذا المعنى أنه لما كان المحب للصالحين إنما أحبهم من أجل طاعتهم لله ، وكانت المحبة عملا من أعمال القلوب ، واعتقادًا لها ، أثاب الله معتقد ذلك ثواب الصالحين ، إذ النية هي الأصل ، والعمل تابع لها ، والله يؤتي فضله من يشاء Ertinya Penjelasan dari makna ini adalah ketika seorang mencintai orang-orang solih, di mana dia mencintai mereka kerana ketaatan mereka pada Allah sedang cinta itu merupakan perbuatan hati dan keyakinan hati maka Allah memberi pahala padanya sebagaimana pahala orang-orang solih yang dicintainya. Kerana niat itu adalah yang asal sedang amal itu mengikuti niat. MENCINTAI DAN MENIRU PERBUATAN ORANG YANG DICINTAI Kedua, cinta yang menyebabkan seseorang meniru dan meneladani perbuatan orang yang dicintainya. Misalnya, orang yang cinta seorang alim atau para ulama dan meneladani perbuatan mereka, maka dia akan masuk syurga bersama para ulama. Sedangkan orang yang cinta orang fasiq atau kafir lalu meniru perbuatan mereka yang maksiat maka dia akan diseksa sebagaimana mereka. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin, hlm. 2/160, menyatakan قال الحسن يا ابن آدم ! لا يغرنك قول من يقول المرء مع من أحب فإنك لن تلحق الأبرار إلا بأعمالهم ، فإن اليهود والنصارى يحبون أنبياءهم وليسوا معهم ، “ Ertinya Al-Hasan berkata Wahai manusia, janganlah terpedaya dengan ucapan “Seseorang bersama orang engkau tidak akan bertemu dengan orang-orang baik kecuali dengan amal perbuatan. Kerana orang Yahudi dan Nasrani mencintai para Nabi mereka tetapi mereka tidak bersama Nabinya. MENCINTAI KERANA FAKTOR DUNIAWI -BUKAN AGAMA Ketiga, cinta duniawi. Mencintai sesama manusia ada ikatan batin yang bersifat duniawi seperti kekerabatan, keuntungan harta, perkahwinan atau sebab-sebab duniawi lainnya. Misalnya anak Muslim mencintai ibunya yang kafir atau anak Muslim menyukai muzik yang dinyanyikan bukan Muslim maka itu tidak menjadi sebab mereka akan dikumpulkan di akhirat. Jadi, kecintaan dan kesukaan yang bersifat duniawi dan tidak mempengaruhi orang itu untuk berbuat baik atau buruk maka tidak akan berakibat orang itu dikumpulkan bersama orang yang dicintai kelak di akhirat. Jadi, cinta jenis ketiga ini tidak masuk dalam makna hadis di atas. Al-Zarqani dalam Syarah Al-Zarqani ala Al-Mawahib Al-Laduniyah bil Minah Al-Muhammadiyah, hlm. 5/304, menyatakan قال الحسن البصري من أحبَّ قومًا اتبع آثارهم ، واعلم أنك لن تلحق بالأخيار حتى تتبع آثارهم ، فتأخذ بهديهم ، وتقتدي بسنتهم ، وتصبح وتمسي على مناهجهم ، حرصًا أن تكون منهم Ertinya Al-Hasan Al-Basri berkata Barang siapa yang mencintai suatu kaum maka ia akan mengikuti perilakunya. Ketahuilah, bahawasanya engkau tidak akan dipertemukan dengan orang-orang pilihan kecuali kalau mengikuti perilaku mereka, meneladani perbuatan mereka pagi dan petang kerana keinginan untuk menjadi seperti mereka. KESIMPULAN Menyukai orang yang taat itu sudah mendapat pahala, menyukai mereka dan meniru perbuatan mereka akan membuat kita dikumpulkan di syurga bersama mereka. Begitu juga, menyukai dan meniru perbuatan orang kafir dan fasiq yang terlarang akan membuat kita mendapat dosa. Adapun kesukaan yang bersifat duniawi tetapi pada batas-batas tertentu yang tidak sampai membuat kita meniru perbuatan yang haram, maka itu tidak termasuk dalam makna hadis di atas. Allahu a’lam.
hadits rasulullah merindukan saudaranya